Banyak ide berseliweran sejak terakhir mengisi blogdari kemarin. Ide yang berat tentang fakta ilmiah sampai ide yang tergampang, posting isi siaran radio yang lalu. Akhirnya saya memilih tema yang selalu dialami oleh saya dan sebagian besar orang lain yaitu prokrastinasi. Sesungguhnya, sebenarnya dan faktanya saya hampir selalu menjalani prokrastinasi, atau istilah awamnya malas. Fakta yang lebih tragis lagi, skripsi saya temanya prokrastinasi dan hingga saat ini, saya belum bisa mengatasinya.
Apa sih pengertian prokrastinasi? Saya akan mencoba mengutip beberapa pendapat para ahli. Menurut kamus Webster’s New World Dictionary (Guralnik, 1983) penundaan (procrastination) berarti menangguhkan mengerjakan sesuatu hingga akhirnya terlambat. Penangguhan ini sebenarnya menimbulkan perasaan tidak nyaman pada diri (Solomon dan Rothblum, 1984). Beneran, setelah melakukan prokrastinasi, biasanya perasaan tidak nyaman, berasa menyesal banget, tapi apalah daya waktu tak bisa diputar ulang.
Pertanyaan selanjutnya, kenapa sih orang bisa melakukan prokrastinasi? Banyak hal yang membuat orang melakukan prokrastinasi. Berikut saya rangkum dan sebutkan beberapa. Ada yang melakukan prokrastinasi untuk menghindarkan dari tugas atau pekerjaan yang tidak menyenangkan. Misalnya, mahasiswa memiliki tugas statistik, berhubung ’phobia’ angka, mereka melakukan penundaan memilih untuk menggunakan sks (sistem kebut semalam), akhirnya tugas tidak maksimal atau malah tidak selesai pada waktunya.
Ada juga yang merasa bosan dan kesulitan berkonsentrasi. Mungkin pelaku prokrastinasi sudah jenuh dengan rutinitas keseharian, sehingga menjadi sulit berkonsentrasi. Pelaku mungkin memiliki banyak tugas dan kegiatan sehingga kesulitan mengatur waktu dan membuat skala prioritas untuk memulai dan menyelesaikan.
Terakhir adalah sifat perfeksionis. Sifat ini terdengar bagus yah, tetapi bila berlebihan justru dapat menghambat penyelesaian tugas. Misal nih, saya sendiri membuat tulisan, mengetik satu paragraf atau bahkan baru mau membuat satu kalimat, merasa kurang pas dihapus. Saya juga mengalami, bila ingin memulai satu pekerjaan yang baru, saya biasanya mencari informasi terlebih dahulu, niatnya sih baik, supaya saya tidak membuat kesalahan, tapi yang sering terjadi, saya terlalu lama mencari informasi, akhirnya karena bosan saya urungkan membuat.
Pengalaman ini ya sama dengan memulai untuk membuat blog. Saya takut tulisan tidak berbobot, tidak sesuai EYD, tidak baku, akhirnya saya terus mencari informasi tentang tulisan yang baku dan sesuai eyd, semakin saya pelajari kok semakin mumet, jadi urunglah saya membuat tulisan.
Kilas balik di awal semester kuliah S1, saya pernah membaca sebuah buku yang kemudian saya simpulkan bahwa untuk menjadi terampil dan pandai tentu melalui tidak tahu dan bodoh. Ada proses yang harus dilalui, tidak ujug-ujug, karena itulah saya kembali berpegang pada kesimpulan itu untuk memulai menulis. Akhir tulisan, mari kita perangi prokrastinasi dan mari mengalahkan diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mengunjungi blog ini. Saya senang menerima komentar yang baik dan membangun. Harap tidak meninggalkan link hidup.