Beberapa waktu yang lalu, saat saya mulai rajin menulis dan
memposting di blog, tantenya Fatih yang di Semarang memberi komentar untuk
menuliskan proses perkembangan Fatih dari waktu ke waktu.
Setelah saya pikir matang-matang bahkan sampai mendidih,
supaya bakterinya mati…hihihi, saya membenarkan dan menyepakati alasannya. Tambahan lagi, saya ingin belajar
mendokumentasikan, agar menjadi pribadi yang tertib.
Pas banget, sepulang dari kantor kemarin, saya disambut
Fatih dengan panggilan “Mamah, mamah” sambil mendatangi saya.
Waduh, hati ibu mana yang tidak berbunga-bungan mendengar
suara anaknya memanggil nama Mamah. Rasanya itu suara yang termerdu, karena
akhirnya panggilan itu terucap, meski bisa dikatakan paling akhir.
Iya, sebelumnya Fatih lebih dulu, mampu memanggil ayah, mbah
dan eyang (meski sebutan eyang belum jelas).
Sepertinya ini dipengaruhi oleh faktor keturunan. Sepupunya
Fatih, Thifa, memanggil sebutan mama setelah bisa memanggil ayah, eyang, bahkan
papa, ibu dan mas.
Seharian, Fatih terus menyebut mamah dengan lembutnya, bahkan
saking senangnya, kalau dia lagi diam atau meminta sesuatu, saya minta dia
memanggil mamah…hehehe..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mengunjungi blog ini. Saya senang menerima komentar yang baik dan membangun. Harap tidak meninggalkan link hidup.