Pernah dengar ada ungkapan, kalau kumpul dengan penjual
minyak wangi kita bisa ikutan bau wangi? Ya, mungkin siapa tahu si penjual
minyak wangi kan tangannya kena minyak trus pas dekat kita, paling tidak tanpa
sengaja bersentuhan dengan dia dan tralala kita ikut bau wangi juga *ngasal
Saya memang sangat suka dengan minyak wangi, sampai saya
tahu jenis tingkatan minyak wangi mulai dari eu de cologne, eu de toilette dan eu de parfume. Minyak wangi saya
juga berbotol-botol di meja rias, meski ga pernah rapi, tipe serampangan sih hihihi.
(salah satu parfum di
meja rias)
Tapi saya bukan mau cerita soal penjual minyak wangi kok,
ini berkaitan dengan praktek teori social
learningnya Albert Bandura.
Saat ini saya memang sedang getol ‘berselancar’ di dumay
untuk mencari segala informasi berkaitan tentang tumbuh kembang anak, maklum
sindrom ibu muda *padahal umur sudah tidak tergolong muda.
Bertemulah saya dengan beberapa komunitas yang berkaitan
dengan tumbuh kembang anak. Mulai dari AIMI (Asosiasi Menyusui Indonesia), HHBF
(Home made Healthy Baby Food), RFC (Room For Children), POL (Pre School On line), NCC (Natural Cooking
Club), Indonesia Homeschooler, Komunitas Montessori hingga IIDN (Ibu-ibu Doyan
Nulis).
Kelihatannya komunitas yang berbeda ya, tapi semua berkaitan
lho, karena untuk tumbuh kembang anak, saya berusaha memulai dari menumbuh
kembangkan kemampuan dalam diri.
Kembali ke soal teori social
learning yang intinya mengatakan proses belajar akan terjadi jika seseorang
mengamati perilaku model dan mendapatkan imbalan atas perilakunya tersebut.
Awal bergabung dengan
komunitas, saya hanya mengamati profil group dan postingan teman-teman lain. Memperkenalkan
diri saja masih malu, lama-lama saya banyak menimba ilmu dari diskusi anggota
lainnya sampai saya di beberapa komunitas mulai berani memberi komentar dan
meminta pendapat dari anggota lainnya.
Harapan saya dengan bergabung dengan komunitas, saya bisa belajar dan ketularan dengan kemampuan mereka. Misalnya di AIMI, akhirnya saya mampu
menyusui Fatih hingga saat ini. Gabung di HHBF, selama usia setahun Fatih tidak
mengkonsumsi makanan instan.
Saya berharap, bisa ketularan ‘wanginya’ mereka hingga
menjadi hebat seperti teman-teman yang bergabung di komunitas.
kalo yang positif biasanya cepet nular wanginya,loh hehehe....
BalasHapuskalo kata muda ngga cocok, berarti syndrom ibu baru kali ya hahaha
BalasHapus