Gegara pernah baca status adik tentang alexa rank, saya
beberapa kali kerap memantau perkembangan rank blog saya. Loh kok, seminggu ini
menurun terus, padahal saya baru saja posting lanjutan cerita menyusui. Usut
punya usut, di telaah lebih mendalam, akhirnya berkesimpulan sementara bahwa, mungkin
saya tidak konsisten dalam menulis. Saya bisa membuat tulisan 2 hari sekali,
kadang sampai hampir 1 bulan baru nulis. Lebih lagi, mungkin saya jarang
silaturrahmi alias jarang blogwalking hehehe.
Nah, berkaitan dengan konsisten dan silaturrahmi, saya jadi
ingat materi pengajian yang kemarin sempat saya simak.
Rabu, 27 Mei 2014 kemarin kan bertepatan dengan peringatan
Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Sehari setelahnya kantor tempat saya bekerja
mengadakan Tabligh Akbar untuk memperingati Isra’ Mi’raj. Temanya tentang
Tahajud dengan narasumber Prof. Dr. Moh. Sholeh.
Saya dan seorang teman kantor berniat, setor muka, tanda
tangan dan mencari snack di masjid tempat terselenggaranya pengajian hehehe. Tapi
duduk di masjid dan mendengarkan pengajian sekitar 30 menit lumayan lah dapat
ilmu dan pencerahan.
Narasumber bercerita, awal beliau berhaji, sama sekali tidak
punya dana untuk mendatangi rumah ALLAH SWT. Beliau berdoa, meminta agar bisa
mengunjungi rumah ALLAH meskipun tidak punya uang. Doanya kemudian terkabul,
ada yang menawari beliau berhaji dengan gratis bahkan istrinya pun dapat ikut
serta berangkat. Sesampainya di sana, beliau tidak berani kemana-mana selain
mengkhatamkan qur’an dan beribadah, takut ditegur ALLAH, wis digratisi kok rak
rumongso hihihi.
Inti dari cerita tersebut, mintalah kepada YANG MAHA KAYA.
Tidak ada yang tidak mungkin baginya, meskipun bagi logika matematis kita
sangat tidak mungkin, contohnya ya cerita di atas. Ternyata pintu untuk ke
rumah ALLAH tetap terbuka dari sisi yang lain.
(Fatih berdoa, moga mama dan ayah diberi mobil, biar Fatih sering jalan-jalan)
Setelah mendengar ucapan beliau, saya berdoa dalam hati,
semoga rumah yang sedang kami bangun cepat selesai dan lunas. Amiin.
Saya memang tidak mendengarkan secara utuh pengajian
kemarin, soalnya ada janjian dengan alumni dan teman saya juga mau mengurus atm
yang hilang *cari kambing hitam. Namun sebelum menyelesaikan tulisan ini, saya
sempatkan buka portal umk.ac. id mencari ulasan tentang pengajian kemarin.
Ulasan yang saya dapatkan, ternyata Prof.Dr. Moh. Sholeh pernah
divonis mengidap penyakit kanker *pantas saya perhatikan kulitnya dari jauh agak
berbeda, maklum mendengar pengajian dari ujung pintu masjid. Setelah berobat
kemana-mana tak kunjung sembuh, beliau memasrahkan diri dengan tahajjud dan
berdoa di setiap malam. Akhirnya pinta beliau dikabulkan ALLAH.
Saya sangat setuju dengan ucapan dan pengalaman beliau. Saya
dulu juga sempat konsisten bersilaturrahmi dengan tahajjud dan berdoa.
Hasilnya, ketenangan jiwa saya dapatkan dan status pengangguran akhirnya berakhir.
Dulu sempat konsisten, sekarang? Hadeh. Saya akui, konsisten
memang bagian tersulit, terlebih untuk silaturrahmi. Kadang saya berpikir
dimana rasa terima kasih saya, kalau sudah ditegur, kita manusia sering
berujar, mungkin sedang diuji. Jadi ingat sebuah ucapan, wong sekolah *baca
beribadah aja gak pernah kok ngaku sedang ikut ujian *baca diuji.
Tapi saya tetap
yakin, doa saya dalam hati didengar dan dikabulkan ALLAH SWT. Amiin.