Sebelumnya saya sempat menuliskan cerita Mencari Rumah Sakit Pro ASI. Saya ceritakan bahwa saya memiliki kemungkinan untuk melahirkan anak kedua secara normal, tentu dengan pra syarat tidak dengan diinduksi, jadi harus normal-senormalnya. Kenapa begitu? Karena pada kelahiran pertama dengan proses SC (Sectio Caesarea) akibat bayi sungsang, maka untuk kelahiran kedua secara normal tidak boleh diinduksi.
Kelahiran normal setelah SC
dikenal dengan sebutan VBAC yaitu Vaginal Birth After Caesarean. Awalnya
memasuki bulan ke 7 kehamilan, kepala bayi masih di atas alias sungsang. Dokter
SPOG menjelaskan, dengan usia kandungan sekarang masih memungkinkan untuk
memposisikan kepala bayi di bawah menuju jalan lahir. Selama sebulan saya
kemudian sering sujud, dengan posisi kepala menempel menghadap kanan dan dada
menempel. Alhamdulillah, posisi bayi berubah di konsultasi berikutnya. Posisi
kepala sudah berada di bawah. Kemungkinan untuk normal semakin besar, tinggal
menunggu HPL.
Eh, tapi sebelum saya
berkonsultasi, suami rupanya mendapat berita, kalau istri temannya tidak
memungkinkan melahirkan secara normal karena matanya minus cukup tinggi. Waduh,
masih ada batu sandungan lagi rupanya. Saya komunikasikan lah dengan dokter tentang
berita itu. Dokter kemudian menyarankan saya untuk berkonsultasi dulu dengan
dokter mata, karena minus saya cukup tinggi. Yang dikhawatirkan dokter
berkaitan dengan kondisi retina, apakah memungkinkan atau tidak.
Akhirnya seminggu kemudian saya
berkesempatan mendatangi dokter mata *sok sibuk.
“Ada keluhan apa bu?” tanya
dokter mata.
Jadi ingat, ada yang posting difb
soal pertanyaan dokter mata. Awalnya mau saya jawab “Tidak dok, saya tidak
punya keluhan apapun. Saya orangnya mudah bersyukur kok. Setiap hal wajib kita
syukuri”. Hihihi, tapi saya ga tega dan tidak bisa membayangkan adegan
selanjutnya. Dokter, perawat dan ayahnya Fatih pasti akan terbengong-bengong,
berfikir saya sudah menggila.
Saya kemudian memilih menjelaskan
tujuan saya berkonsultasi ke dokter mata.
Dokter kemudian bertanya tentang
ukuran minus mata saya. Saya sudah agak lupa, dan menjawab berdasarkan ingatan
saya dan saya rendahkan sedikit ukuran minusnya *malu, kacamata sudah seperti
tutup botol.
“Kalau tidak salah, kanan minus 5
dan kiri minus 3. Saya agak lupa” terang saya.
Dokter kemudian memeriksa kondisi
mata saya. Pertama yang dilakukan adalah mengecek kebenaran pernyataan tentang
ukuran minus saya. Ternyata meleset 1 minus. Yang kanan 6 dan kiri 4 hihihi.
Setelah mengetahui ukuran minus,
dokter memeriksa kondisi retina mata saya dengan mengarahkan alat semacam
senter ke arah mata untuk melihat kondisi mata.
Selama pemeriksaan, ada beberapa
pertanyaan yang diajukan oleh dokter, kalau saya tidak salah ingat:
- Berapa tekanan darah? Saya jawab, tidak pernah lebih dari 120 untuk batas atas
- Berapa kenaikan berat badan selama kehamilan? Sampai saat ini, sekitar 10kg
- Apakah kaki bengkak? Sampai pemeriksaan ini, belum ada pembengkakan
Setelah pemeriksaan mata selesai,
saya kemudian meminta penjelesan dokter. Hasil dari pemeriksaan mata, masih
memungkinkan untuk melahirkan secara normal. Kemungkinan terjadinya robekan
pada retina kecil. Saya diminta untuk memeriksakan mata kembali, setelah 2
bulan melahirkan.
Dokter menjelaskan bahwa resiko
untuk wanita bermata minus melahirkan secara normal cukup tinggi. Hal ini
disebabkan pada mata minus kondisi lensa mata atau retina cembung sehingga
kemungkinan robek menjadi besar. Hal ini berbeda dengan mata normal yang
kondisinya melekat sempurna pada bola mata, sehingga kemungkinan robek kecil.
Pada kasus saya, kemungkinan untuk melahirkan normal masih ada.
Alhamdulillah. Bila kemungkinan
melahirkan normal ada, maka kemungkinan IMD juga besar. Habis mau gimana lagi,
dokter SPOG sudah bilang sulit kalau mau IMD dengan kondisi SC. Semoga semua dimudahkan.
Amin.
Ah ya saya juga pernah diberitahu teman saya bahwa melahirkan normal dengan mata minus memiliki resiko yang besar.
BalasHapusMemang harus dikonsultasikan dulu ya ke dokter mata. Terima kasih infonya mak., Salam kenal.
-Sandrine-
Salam kenal juga Mak. Terima kasih sudah berkunjung
Hapussaya tadinya juga takut melahirkan normal dengan kondisi mata minus... hehe... ups saya blm nikah dink hehe
BalasHapusBelum menikah kalau jaman sekarang bisa juga melahirkan lho Mak..hihihi..jangan sampailah ya
HapusDaku termasuk yang pakai kacamata minus dan di-SC saat melahirkan anak ketiga.
BalasHapusTapi bukan karena minus sih dioperasi, lebih karena plasenta sudah bocor duluan :(
Yang pertama dan kedua normal Mak? Kalau saya dulu sungsang dan ketuban sudah pecah.
HapusSemoga nanti persalinannya lancar dan bisa normal ya, Mbak. :)
BalasHapusAmin. Makasih doanya Mbak.
Hapus