Cerita ini sih ga penting banget. Hanya saja sebagai pecinta
kucing, sesekali pengen mendokumentasikan cerita kucing yang unik.
Sejak kecil keluarga kami memelihara kucing. Meski kerap
berpindah rumah, kami pasti memelihara kucing. Kucingnya pun silih berganti.
Ya, karena kucing kan setia dengan rumah, bukan dengan majikan.
Pernah sekali saya memaksa kucing untuk ikut pindah rumah,
eh keesokan harinya kucingnya hilang. Memang kucingnya dibiarkan di dalam
gudang yang tidak ada pintunya. Tidak boleh masuk rumah oleh Ibu. Ibu memang
yang paling tidak suka dengan kucing. Kalau bukan karena semua suka kucing,
niscaya Ibu akan membuang semua kucing yang dipelihara.
Boni adalah satu-satunya kucing jenis angora yang kami
miliki. Wah, kok punya angora? Beli dimana? Beli? Masak keluarga Hagemaru beli
kucing?hihihi. Kami dapat Boni, karena kucing anggoranya sepupu punya anak.
Boni adalah satu anaknya yang diberikan pada kami.
Terbiasa punya kucing kampung, akhirnya Boni jadi salah
didik. Iya salahnya kami sebagai orang tua yang mendidiknya hihihi. Kami tidak
mendidiknya bak seekor kucing angora. Biasanya kucing angora memiliki kandang
khusus, tempat BAB dan BAK khusus. Boni tidak punya, dia kami biarkan keluar
masuk sesukanya. Bukan tidak pernah kami menyediakan kandang. Hanya saja Boni
tidak menyukainya. Dia malah mengeong keras di kandangnya minta dikeluarkan.
Kasian..kasian..kasian *gaya upin ipin. Akhirnya kami menyerah, lagian hewan
kan butuh kebebasan, menyayanginya tidak dengan mengurungnya *tssah, bak
aktivis hewan.
Sudah dua bulan ini Boni melahirkan. Ibu tidak ingin
anak-anak Boni berada di dalam rumah. Akhirnya Boni melahirkan dan membesarkan
anaknya di gudang belakang rumah. Nah, sekarang anaknya sudah mengikuti Boni
kemana-mana. Boni beberapa kali berusaha memasukkan anaknya ke rumah, tapi kami
semua melarangnya.
Setelah punya anak, perilaku Boni semakin bebas. Beberapa
kali kepergok mengambil makanan di atas meja makan. Mungkin karena menyusui
ketiga anak, bawaan Boni lapar terus. Wong majikannya menyusui satu anak saja,
makan terus *tunjuk diri sendiri.
Akhirnya Boni hanya diperbolehkan masuk rumah ketika jam
makan. Boni semakin kesa, dia mencari berbagai cara masuk ke dalam rumah. Saat
pintu belakang terbuka, dia langsung melesat ke dalam rumah. Bahkan dia bisa
melompati jendela dapur yang cukup tinggi, hampir setinggi saya *ini memang
Boni yang pandai melompat atau saya yang pendek ya.
Suatu ketika, Papa heboh. Kok Boni bisa ada di dalam rumah
padahal jendela dan pintu luar tertutup semua. Akhirnya hari ini saya tahu
RAHASIA BONI.
Ketika hanya saya, Fattah dan Mbah yang di rumah, Boni
berusaha keras mendobrak pintu belakang rumah. Pintu belakang rumah sebagian
dibuat dari kawat, tujuannya agar udara luar bisa masuk. Ada juga sih pintu
kayunya. Tapi hanya ditutup kalau menjelang maghrib hingga subuh. Tak berhasil
mendobrak pintu belakang, Boni menaiki pintu berkawat.
“Bon, ngapain sih manjat-manjat” respon saya saat itu.
Eh, tapi kok saya lihat Boni manjat hingga ke atas dan naik kea
tap pintu. Di belakang memang ada ruangan bekas ruang makan. Rupanya Boni naik
ke pintu dan masuk ke bolongan di atas pintu ruang makan. Selanjutnya setelah
berhasil memasuki bekas ruang makan, dengan cantik dia menaiki jendela kamar yang
terbuka dan berada tepat di sebelah bekas ruang makan. Yeay..akhirnya Boni
berhasil masuk ke dalam rumah.
Waduh, ternyata itulah rahasia Boni yang tidak terpikir oleh
saya.
Hello Boni...Miauu, saya juga punya Bonnie, kucing domestik
BalasHapusMiau..miau..jawab Boni :)
HapusKucing tuh badannya lentur banget ya. Bolongan kecil aja dia bisa masuk.
BalasHapusBetul Mbak, cuma herannya kok ya dia dapat ide naik pintu dan masuk ke bolongan.
Hapuswaah kucingnya lucu :D pinter juga akalnya boni naik ke atas bolongan pintu
BalasHapusuiaaa lucu bingitttt
Hapuslucuu an puppy sih
Hapuswahh kereen lahh
Hapuswahhh bolehh iniii
Hapuswahh boleh lah yahh
Hapus