“Wah, kok anaknya kalau malam begadangan trus? Berarti waktu
tidurnya kurang. Anak saya kalau malam ga begadangan” tanya dan cerita seorang
ibu.
“Anakmu beratnya berapa? Anak saya baru 3 bulan beratnya
sudah 6 kg. Coba ditambah susu formula biar lebih berisi” saran seorang ibu.
“Anak kakak saya umur belum setahun sudah jalan. Anakmu
sudah jalan?” Ibu yang lain lagi menambahi.
Ucapan-ucapan serupa itu pasti pernah kita jumpai. Sebagai
ibu baru kalau tak cukup ilmu tentu membuat kita kuatir. Kok anak si A sudah
bisa ini ya, anak saya kok belum. Anak si B kok besar ya, anak saya kok kecil.
Akhirnya kita terus membandingkan tumbuh kembang anak kita, padahal setiap anak
itu unik dan berbeda.
Alhamdulillah, sebagai ibu yang baru memiliki 1 anak di kala
itu, saya banyak mengikuti beberapa group di fesbuk. Mulai dari group menyusui
AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia), HHBF (Homemade Healthy Baby Food), RFC
(Room For Children). Tak berakhir sampai di situ sih, saya masih terus
mengikuti group-group keren lainnya.
Saat Fatih beberapa kali mengajak begadang disertai
keinginan untuk mimik terus, saya sudah tidak kaget. Minimal saya paham bahwa
Fatih mengalami Growth Spurt. Untuk mengetahui berat dan tinggi badan Fatih
saya juga mendapatkan panduan growth chart dari group. Saya ga
banding-bandingin lagi Fatih dengan anak lain. Yang penting masih kategori
normal.
Mulai usia 8 bulan berat badan Fatih sulit naik, bahkan
beberapa kali ga naik, tidak membuat saya serta merta mengikuti saran beberapa
teman dan dokter untuk ditambahi susu formula. Saya tidak punya anak ambisi
anak berbadan besar atau gendut. Lah wong bapak ibunya waktu kecil juga kurus. Yang terpikir waktu itu adalah skrining ADB. Akhirnya dokter menyetujui dan benar
HBnya rendah.
Demikian juga saat Fatih tak jua mau merangkak. Saya dan si
Ayah sudah mencoba beberapa cara agar Fatih mau merangkak, misalnya memberikan
mainan di depannya. Hasilnya Fatih malah merayap kayak ulat hihihi. Kalau
dipaksa dia malah rewel. Yo wis lah, saya mengikhlaskan Fatih melewati fase
merangkak, karena ternyata beberapa anak melompati fase merangkak, dan tumbuh kembangnya
tak bermasalah.
Cemas pun sebenarnya ada, tapi saya ayem saat sudah membaca
informasi dan diskusi di group. Begitu pun di saat Fatih di usia setahun masih
saja minta titahan. Kala itu badan saya kurus, capek nitah Fatih kemana-mana.
Mana Fatih hobinya jalan-jalan, pindah sana pindah sini.
Ikhtiar saya dan si Ayah, Fatih diminta untuk berjalan saya
dan ayah bergantian. Jadi saya dan Ayah saling berhadapan dengan jarak 2 meter.
Fatih saya pegang dan menghadap Ayah. Kemudian Fatih diminta menghampiri Ayah.
Sementara Ayah menunggu dengan tangan terentang. Selanjutnya posisi gantian
dengan saya.
Hasilnya, di suatu malam saat usia Fatih menginjak 15 bulan,
bel rumah berbunyi, “Ting tong, assalamu’alaikum”. Rupanya Ayah pulang dari
Rembang *saat itu ayah masih kerja di rembang.
“Ayo Fatih, jalan ke tempat ayah” ujar saya menyambut
kedatangan Ayah.
Dari jarak 4-5 meter, Fatih berjalan perlahan tanpa pegangan di sambut
senyuman lebar Ayah.
Kenapa di usia itu saya tidak cemas Fatih belum bisa
berjalan, karena batasan perkembangan motorik berjalan anak adalah 18 bulan.
Lewat usia 18 bulan barulah kita perlu mewaspadai dan mengkonsultasikan tumbuh
kembang anak.
Hiks, jadi ingat anakku.. usianya baru 2 tahun.. kebayang nenek sama uwak yang ngasih pasti kerepotan..
BalasHapusAnaknya ikut nenek ma uwak ya Mak?
HapusSetiap anak memang berbeda ya mak pertumbuhannya... selama itu belum di titik merah, insyaallah tidak mengapa...
BalasHapusTerimakasih sdh berbagi cerita utk meramaikan GA saya mak...
Iya Mak Iro
Hapusoh begitu tuoh bu, keponakan ku perlu di konsultasi ini ya bu , 18 bulan lebih maish belum bisa jalan
BalasHapustumbuh kembang setiap anak memang berbeda,
BalasHapusyang ortu nya sama pun pasti berbeda, apalagi yg beda ortu
^_^