dokumen pribadi |
Aku terobsesi dengan kereta sejak Mama memperlihatkan
tayangan kereta api di salah stasiun televisi swasta. Waktu itu Mama menyebutnya Tutut, untuk
memudahkanku menyebut kereta. Maklum saat itu usiaku belum genap 1,5 tahun,
jadi masih kesulitan untuk menyebut kereta. Setelah tayangan itu, menurut Mama
, aku terus menanyakan tutut. Mama dan Ayah kemudian mencarikan video tentang
kereta api. Ketertarikanku bertambah terus, mulai mainan, buku, hingga baju,
bahkan saat Mama membelikan Fattah celana kacamata, aku suruh Mama membelikan
yang gambarnya kereta..hihihi sedikit memaksa Fattah.
Kalau soal makanan kesukaanku buah-buahan, Ini gara-gara
Mama lagi. Iya, Mama memperkenalkanku dengan buah-buahan sejak pertama
diberikan MPASI atau makanan pendamping asi. Setelah 6 bulan hanya mengkonsumsi
ASI dan ASI perah, Mama memutuskan untuk MPASI perdana Apel Malang. Kenapa Apel
Malang? Kata Mama, saat itu aku sedang terserang batuk pilek. Nah, salah satu
kandungan vitamin dalam buah apel berfungsi menyembuhkan influenza.
Selama 1 minggu, Mama memberikan MPASI buah-buahan yang
setiap 2 hari sekali selalu berganti buah. Mama bilang sih untuk mengetahui
reaksi tubuhku, siapa tahu ada alergi. Setelah 1 minggu hanya diberikan MPASI
1x sehari, Mama mulai menambah pemberian MPASI menjadi 2x sehari hingga 3x
sehari dengan camilan 2x dalam sehari. Menu MPASI pun mulai bertambah dengan
karbohidrat, sayuran dan protein.
dokumen pribadi |
Selama 6 bulan, tanpa absen, Mama selalu menyediakan
buah-buahan. Setiap bangun pagi, buah pasti sudah siap disantap. Menu cemilan
sering juga buah-buahan. Ya Mama kan kadang capek, jadi untuk menu camilan kadang
sering mencari yang mudah, sayur kukus atau buah-buahan yang tekstur dan
ukurannya disesuaikan dengan kemampuan mengunyahku.
Mama juga lebih suka menyediakan buah-buahan lokal,
buah-buahan yang ditanam dan dipanen di Indonesia. Apa saja? Wah banyak banget,
ada jeruk, pepaya, duku, matoa, pisang, apel, semangka, jambu, mangga,
kelengkeng, rambutan, durian, strawberry dan masih banyak lagi. Semua yang
disebutkan tadi merupakan buah kesukaanku.
Apa sih alasan Mama menyukai buah lokal? Berdasarkan wawancara
dengan Mama *tsah, ada 4 alasan Mama jatuh cinta dengan buah lokal :
dokumen pribadi |
1.
Lebih Segar
Mama bercerita bahwa buah lokal lebih segar
dari buah import. Jarak yang tidak terlalu jauh membuat proses pengiriman lebih
cepat dibanding buah import sehingga konsumen memperoleh buah yang masih segar.
2.
Aman dikonsumsi
Beberapa waktu lalu Mama pernah melihat
berita bahwa buah apel import terkontaminasi bakteri. Wah, untunglah Mama tak
pernah membeli apel import. Selain masalah itu, umumnya buah import menggunakan
pengawet agar buah tidak cepat busuk. Mama gak mau kalau bahan pengawet itu
masuk ke dalam perut anak-anaknya.
3.
Kandungan gizi buah lokal menyesuaikan dengan
lingkungan
Umumnya ketersediaan buah lokal di
Indonesia menyesuaikan musim. Contohnya pada bulan Januari Mama baru saja
mengajakku dan Ayah berburu durian. Bulan Desember dan Januari durian sedang
melimpah. Musim durian kemudian disusul
oleh rambutan yang hampir beriringan. Sebelumnya aku juga puas menikmati mangga
*rasanya setiap hari makan mangga. Nah, kandungan gizi buah juga menyesuaikan
musimnya. Ini sesuai juga dengan kondisi tubuh kita yang tinggal di iklim
Indonesia. Jadi menurut Mama dengan mengkonsumsi buah lokal kita memperoleh
nutrisi yang lebih sesuai.
4.
Mudah dibudidayakan
Buah lokal pasti lebih mudah dibudidayakan
di Indonesia. Tidak perlu perlakuan khusus sehingga orang awam pun mudah
melakukannya. Nih, di pekarangan eyang saja, ada pohon rambutan, mangga,
pisang, dan durian. Eyang tidak pernah memperlakukan khusus tanaman tersebut.
Cukup disiram dan dipotongi daun-daun yang sudah kering, pohon-pohon tersebut
berbuah dengan sendirinya.
Kemarin waktu berkunjung di rumah Mbah,
ibunya Ayah, aku sempat melihat pohon jambu biji berbuah. Sayang, ternyata
buahnya belum matang. Mama lalu berjanji akan membelikan jambu biji. Eh,
ternyata keesokah harinya Mama membelikan jambu biji atau jambu kristal .
dokumen pribadi |
“Ini gambar apa Mah?” tanyaku sambil
menunjuk label berwarna hijau bertuliskan Sunpride.
“Mana? O, ini label Sunpride Mas.” Jawab Mama
sambil mengambil jambu biji.
Sambil mencuci dan memotong buah jambu biji, Mama
bercerita bahwa Sunpride berkomitmen menyediakan buah-buahan segar yang 80 %
adalah buah lokal. Pada setiap tahap mulai dari proses produksi, kemasan hingga
diterima oleh konsumen menggunakan standar international. Jadi Mama tidak
kuatir lagi dengan kualitas buah dari Sunpride.
Sambil mendengarkan penjelasan Mama, aku
mengambil 1 potong buah jambu. Nyam..nyam..rasanya maknyus., manis dan segar.
dokumen pribadi |
Mama kemudian bercerita lebih panjang lagi mengenai
kandungan gizi buah jambu. Ada potassium, karbohidrat, protein, vitamin A, C
dan E, kalsium dan masih banyak lagi. Manfaat jambu biji ini untuk mengobati
diare, batuk bahkan darah tinggi.
Ternyata selain rasanya enak dan segar, buah
lokal memang kaya manfaat. Lihat saja aku, kulitku segar, pencernaan lancar,
jarang sakit dan tetap langsing #eh.
Sumber :
http://www.sunpride.co.id/
http://health.kompas.com/read/2012/11/08/07464014/mau.lebih.sehat.pilih.buah.lokal
http://www.sunpride.co.id/
http://health.kompas.com/read/2012/11/08/07464014/mau.lebih.sehat.pilih.buah.lokal
http://sitiasianingsih.blogspot.com/2011/10/segudang-manfaat-apel-hijau-pel.html