Tulisan ambarawa |
Lagi-lagi acara week end saya beserta keluarga mengejar kereta api. Ya, demi Fatih yang suka dengan kereta api. Jadilah Sabtu, 21 Maret 2015 saya dan suami memutuskan untuk jalan-jalan ke Museum Kereta Api Ambarawa.
Suami mendapatkan info, untuk naik kereta api di Ambarawa, tidak
harus membayar 1 paket perjalanan yang konon harganya jutaan rupiah.
Cukup dengan membayar Rp. 50.000/orang,
kita akan menikmati perjalanan kurang lebih 1 jam hingga ke Tuntang.
Berbekal informasi jadwal keberangkatan kereta api pukul 9.00, 11.00 dan 13.00 WIB, kami putuskan
berangkat pukul 7 pagi setelah asisten rumah tangga datang. Seperti biasa, kami
tak jalan-jalan berempat. Yangti dan yangkung turut serta dan minta sekalian
menjenguk suami dari sepupu saya yang sakit.
Setelah menyiapkan ini itu, keberangkatan molor 30 menit
hihihi. Sebelum berangkat, kami mendapatkan kabar, cucu dari sepupu saya
meninggal dunia. Jadi acara mengejar kereta api kali ini sekaligus melayat,
menjemput adik dan anak-anaknya dan menjenguk orang sakit baru mengejar kereta.
Hasilnya kami tiba di Ambarawa pukul 12.30 WIB.
Tiba di parkiran saya masih berharap bisa mendapatkan tiket
untuk jadwal pukul 13.00. Sayang sampai di loket masuk, tiket kereta sudah
habis sejak sejam yang lalu, hiks. “Dua tiket kereta saja lah Mbak, masih ada
gak?” tanya saya berharap sekali. Ternyata jadwal kereta pukul 11.00 dan pukul 14.00 WIB.
Akhirnya Fatih harus puas dengan melihat dan menaiki kereta
yang dipajang di museum kereta api Ambarawa. Lumayan lah ada sekitar 5 kepala
kereta dan lebih dari 5 gerbong kereta yang bisa kami naiki dan berpose di
sana. Sayang, Fatih rupanya tengah enggan diambil gambarnya. Dia sibuk turun
naik kereta.
Museum ini cukup luas. Setelah membayar tiket masuk Rp.
10.000/orang kami disuguhkan pemandangan kepala kereta api yang mengeluarkan
asap. Relnya pun sangat panjang ke belakang. Kira-kira 300-400 meter kami
berjalan menuju stasiun di belakang. Melewati rel dan beberapa kepala kereta
serta gerbongnya yang terpisah. Ada juga tempat memperbaiki kereta.
Di depan stasiun ada tulisan besar ‘ambarawa’ berwarna putih
dan kuning. Kursi tunggu dan beberapa gerbong kereta ada di sana. Ada juga
ruang pameran miniatur kereta dan stasiun serta mesin kereta api. Fatih asik
ditemani Yangkung melihat gambar kereta api dan menaiki gerbong. Sementara saya bak ibu
kangguru menggendong Fattah yang terus bersandar di dada dan bahu saya, mungkin
kepanasan dan kehausan.
Fatih menikmati gambar |
Sekitar 1 jam kami mengitari museum. Mendengar Fatih yang
sudah minta makan, saya memanggil suami untuk segera pulang dan mampir makan.
Sebelum pulang, adik menyempatkan mewawancarai salah seorang petugas. Ternyata
kereta dengan tiket Rp. 50.000/orang hanya ada saat week end atau tanggal
merah. Hari lainnya, kalau mau naik kareta harus menyewa kereta sebesar Rp.
7.500.000 untuk bahan bakar diesel dan Rp. 10.000.000 untuk bahan bakar kayu
jati..wow..
Foto-foto duyu.. |
HASTAGAH. Beneran itu Mak sekarang ada tulisan Ambarawa segede gaban gitu? Aih, I feel so left out. Jadi mikir keras kapan terakhir aku ke sana. Udah nggak inget saking lama nya. Padahal dulu pas SD, weekend wajib ke sini. Yang jelas, lantai kuningnya belum berubah ya. Ah kangeeeennnn :'))
BalasHapusSaya baru pertama kali Mak..hihihi..kuper yo. Ayo ke sana lagi Mak. Saya juga lain kali mau ke sana :)
Hapusoh sayang mbak belum bisa naik kereta...semoga ada kesempatan yg lain ya. Btw,dlu pernah ikut piknik sekolahan ibu juga kesini..asik banget naik kereta.. :) Tulisan Iambarawa itu mirip yg ada di Amsterdam,tulisannya juga Iamsterdam warnanya merah dan putih. :)
BalasHapusKapan ya ke Amsterdam? #eh
Hapussemoga ada waktu dan kesempatan mbak. amin
Hapusga bisa booking tiket lewat telepon dulu yah? :D
BalasHapus*glek* jd emang beneran mahal ya klo naik keretanya bukan weekend...
Gak bisa Mak, harus pesan di tempat :(
HapusMahal y mak, tp sensasinya beda donk pastinya ya mak..
BalasHapusSaking seneng n semangat berekplorasi, si fatih jd males di foto..hihihi...
Makanya saya cari tiket yang 50 ribu aja Mak hihihi..
Hapussampe skrang blm kesampean juga nyobain naik keretanya itu...
BalasHapusAyo mas dicoba :)
HapusDulu waktu kecil pernah kemari. Hmm, berarti udah beberap puluh tagun lalu ya. Pan udah kepala 3 qiqiqi
BalasHapusPengen ajak alde dan nai kesitu, pan deket...tapi tiketnya aja rebutan yaa huhu ngga bisa pesen online...
BalasHapusDuh, seru banget sih mbak, aku paling suka deh kalo main ke museum, happy plus dapet ilmu baru, huhuhu
BalasHapussalam,
kesya
Dulu pernah kesini pas rame2xnya jadi tidak kebagian dapat tiket
BalasHapus