“Ma, punya uang 300 ribu? Si A mau pinjam. Uang di dompet
Ayah habis Ma” ujar suami setelah membaca sms dari temannya.
“Mau pinjam lagi?” tanya saya mengernyitkan kening.
“Iya, anaknya sakit, mau berobat Ma” jelas suami
Memang bukan sekali dua kali ini teman suami meminjam uang.
Kasus seperti itu sih, tidak hanya teman suami, beberapa teman saya juga ada
yang sering meminjam uang saat ada kebutuhan mendadak dan mendesak.
Saya memaklumi kalau memang yang meminjam, hidupnya belum
berkecukupan. Tapi beberapa dari mereka punya hp bagus, sering berbelanja baju
atau makan di tempat yang enak. Kok ya giliran anaknya sakit gak punya uang?
Apa tidak punya dana darurat? Gak punya tabungan?.
Bagi beberapa orang memiliki tabungan memang terasa sulit
sekali. Bukan karena pendapatan kecil, tetapi karena pengelolaan keuangan yang
kurang tepat. Lebih jauh lagi sih, karena belum melek finansial. Jadi yang
pendapatannya kecil pun memungkinkan kok punya tabungan. Caranya bagaimana?
Ada beberapa tips dari saya tentang pengelolaan keuangan
sehingga bisa menyisihkan uang untuk tabungan. Tips ini hasil didikan orang tua
yang irit cermat dalam mengelola keuangan. Tambahan lagi ilmu yang saya dapat
setelah berguru ke simbah google seperti dalam tulisan ini. Mari disimak :
1.
Menabunglah di awal
Sebagian besar mengira bahwa uang yang
ditabung adalah sisa dari penghasilan. Pas sudah akhir bulan, penghasilan
ternyata tak bersisa, malah sering terasa kurangnya. Hasilnya gak jadi nabung.
Anggapan seperti itu SALAH. Menabung seharusnya dilakukan saat kita menerima
penghasilan. Menurut teori finansial, besaran uang yang ditabung minimal 10%
dari penghasilan *nah lo.
Berarti gak boleh nabung di celengan ayam?
Boleh, asal konsisten dan ayamnya jangan disogok-sogok bawahnya. Sering kan
tangan kita gatal untuk mengambil isi celengan. Suami saya sering buat celengan
dari botol plastic air mineral. Tiap ada uang sabetan *istilah pemasukan di
luar gaji* sebagian dimasukkan ke celengan botol. Pas sudah penuh baru deh
dihitung. Tapi jarang banget nih, hasil celengannya dimasukkan ke tabungan
jangka panjang. Seringnya setelah dihitung, dibelanjakan untuk membeli barang
yang diinginkan. Jadi tujuannya jangka pendek.
2.
Jangan utak utik tabungan
Balik ke celengan ayam, kadang tangan kita
suka gatal menyogok si ayam untuk bertelur mengeluarkan sebagian uang di
dalamnya. Akhirnya kebablasan, keluar semua uangnya. Makanya menabunglah di
bank tanpa disertai ATM. Kalau ada ATM, tinggal gesek aja gampang, alhasil
tabungan melayang lagi.
Kalau saya menabung di awal untuk
pendidikan anak dan tabungan pensiun. Tabungan anak baru cair setelah 4 tahun,
sedang tabungan pensiun paling cepat bisa diambil saat usia 45 tahun. Selain
itu saya menabung di koperasi pegawai tempat saya bekerja. Jadi kalau mau ambil
uang harus menunggu atau minimal ada usaha mendatangi bank atau koperasinya.
*cocok buat yang malas gerak.
3.
Mengelola pemasukan dan pengeluaran
Mengelola pemasukan dan pengeluaran dengan
cermat, agar kita tahu dari uang masuk dan keluar. Mengelola bukan berarti menyamakan pemasukan dan
pengeluaran. Seyogyanya pengeluaran tidak lebih dari 60% pemasukan yang
diperoleh dan itu sudah termasuk utang lho. Sisanya, untuk tabungan, investasi,
sedekah dan lain-lain. Jadi tidak ada alasan untuk tidak bisa menabung.
Salah satu cara untuk mengontrol pengeluaran. Kita bisa membagi anggaran pengeluaran dalam amplop. Pertama, amplop cicilan utang. Kedua, amplop tagihan listrik dan telepon, Seterusnya amplop biaya pendidikan, amplop belanja bulanan dan sebagainya. Saya tipe orang yang malas mencatat, jadi biasanya saya masukkan uang dalam amplop.
Amplop pengeluaran |
4.
Ubah gaya hidup
Kalau ketiga tips di atas tidak bisa
dijalankan, saatnya kita kontemplasi. Apa yang salah dalam diriku?
Jangan-jangan gaya hidup tidak sesuai dengan pendapatan setiap bulan. Banyak inginnya padahal pendapatan belum memungkinkan untuk itu. Ingin punya rumah
mewah, mobil, barang-barang tersier yang high. Duh..kalau semua diikuti dengan
mengupayakan pemasukan mungkin sih gak masalah *ingat, pemasukan yang HALAL.
Untuk memenuhi semua ingin itu, sekarang
gampang. Banyak tawaran pinjaman yang mudah. Saking mudahnya, tahu-tahu gaji 1
bulan hanya cukup buat bayar utang. Utang lunas, karena jenis orang yang
pengen ini itu, ambil pinjaman buat memenuhi ingin yang lain. Bak lingkaran setan.
Kalau sudah seperti itu, saatnya realistis
dan mengubah gaya hidup. Mari mencermati, mana yang sesuai dan mana yang di
luar budget. Misal, mengurangi jatah makan di luar, memilih tempat makan yang sesuai
budget dan membeli barang yang sesuai budget. Buang kebiasaan berlebihan
menjadi hemat dan sesuai kebutuhan.
Prakteknya memang tidak mudah. Saya sendiri belum bisa konsisten dengan pengeluaran 60%. Tapi saya berusaha untuk hidup hemat. Jika ada pemasukan lebih, saya memilih menyimpan di Bank, daripada membelanjakan untuk kesenangan semata. Hasil dari 4 tips itu, saya bisa menabung untuk membangun rumah. Memang sebagian masih utang, tapi tetap dengan perhitungan.
Bagaimana? Tidak ada alasan untuk tidak bisa memiliki tabungan kan. Terus ada yang tanya, tabungan yang bagus apa ya? Malas keluar masuk bank, panas *tipe pencari kemudahan. Jangan kuatir, silakan aja membandingkan produk tabungan dari berbagai bank di cermati.com. Tunggu apalagi. Mari cermat mengelola keuangan sehingga menabung menjadi hal mudah.
"Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Share Tips Menabungmu bersama Blog Emak Gaoel dan Cermati"
Sedari kecil dibiasakan menabung |
Rumah hasil menabung |
"Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Share Tips Menabungmu bersama Blog Emak Gaoel dan Cermati"