Ya, menurut saya, orang bisa memilih dan memberi nilai
terhadap sesuatu itu bergantung kebutuhan orang tersebut. Begitu pula ketika saya
memilih Grand Sae Boutique Hotel Solo. Begitu suami setuju untuk menginap di
Solo, usai perjalanan dengan kereta kalijaga, saya langsung browsing sana-sini.
Saya mencari hotel dengan harga 300ribuan, kamar dan tempat
tidur yang cukup untuk berempat dan ada kolam renangnya. Sebelumnya sempat juga
baca review Mbak Winda Oetomo, terus membandingkan dengan ulasan singkat berbagai
hotel di beberapa travel online, kok hati saya langsung jatuh cinta dengan
Grand Sae.
Daaaannn, pilihan saya tepat, itu yang dibilang suami. Pilihan
saya memenuhi obsesi Fatih terhadap kereta dan memberi inspirasi bagi suami.
Maksudnya?
Balkon menghadap stasiun Purwosari |
Letak Grand Sae deket banget dengan stasiun Purwosari, kalau yang suka jalan kaki, paling cuma butuh waktu 10-15 menit. Naik becak paling mahal 10 ribu. Kalau bawaan segabrek naik taksi 20 ribu. Ternyata, keberuntungan memang lagi-lagi berpihak pada Fatih, kami dapat kamar di lantai 5 dengan balkon yang menghadap stasiun Purwosari. Bisa ketebak, setiap kereta lewat, Fatih lari naik kursi di balkon. Benar-benar puas Fatih memandangi kereta yang hilir mudik.
Kolam dan taman gantung |
Begitu tiba di Grand Sae pukul 13.00 WIB, suami langsung
asik memandangi desain interior dan eksteriornya. Pandangannya langsung ke
langit-langit, “Mah, atap kacanya mungkin bisa dimodel seperti ini”. Ya, rumah
yang kami bangun memang memiliki sedikit masalah dengan atap kaca. Ketertarikan
suami berlanjut ke tanaman rambat di depan,”Besok halaman belakang mau tak
kasih tanaman rambat dan gantung seperti ini Mah”.
Masuk ke kamar superior twin yang kami pesan, suami langsung
suka dan ingin desain kamar utama seperti itu. Desain kamarnya memang oke
banget. Minimalis namun tidak ‘kosong’. Dinding terpasang wall paper dengan corak yang lembut. Di kepala tempat tidur, ada
hiasan ranting pohon dengan lampu berwarna hijau. Tempat tidur lengkap seprai
dan bantal dengan merk king koil *akhirnya
merasakan juga tidur di atas seprai king koil. Di sudut dekat balkon, ada meja
kerja plus kursi tempat suami ‘menggarap’ liputannya.
Kamar mandinya memungkinkan saya memandikan Fatih dan
Fattah. Desainnya juga minimalis yang lagi-lagi tidak ‘kosong’. Bagian yang
saya suka, lantai showernya dari batu alam, ada rasa-rasa alaminya gitu. Air hangatnya pun mengalir lancar.
Liburan tetap bekerja |
Kembali kebutuhan, fasilitas di Grand Sae sudah memenuhi
kebutuhan saya. Kamar cukup buat Fatih berlari-lari di sela-sela furniture di
kamar. Luas kamar tidur termasuk kamar mandi 3,5 x 7 meter. Tempat tidur, cukup
untuk ditiduri 2 orang. Karena Fatih, yang semula berjanji mau tidur dengan
Ayahnya mengubah janji, tempat tidur akhirnya disatukan. Ide Ayah ini
menyelesaikan 2 hal, Fatih tetap 1 tempat tidur dengan saya dan Fattah cukup
luas untuk berguling di atas kasur.
Satu hal yang menarik di Grand Sae adalah kolam renang indoor. Saya memang punya rencana dari
dulu untuk mengajak Fatih berenang. Sayang, awal tahun, hujan masih kerap
datang. Solusi berenang meski hujan, ya kolam renang indoor. Kolam renangnya sih tidak besar sekitar 4 x 8 meter, kalau
saya yang berenang jelas tidak puas. Tapi tujuan saya kan Fatih, cukuplah
melihat dan mendengar tawa Fatih saat berenang.
Kolam renang |
Terakhir yang membuat puas, ratenya 349.167 via sudah dapat sarapan pula. Harga segitu dengan
fasilitas kolam renang, balkon yang menghadap stasiun kamar plus tempat tidur yang cukup berempat
*biasanya suami terpaksa tidur di sofa atau kasur bawah*, itu MURAH.
Plus-plus
Murah, kamar cukup luas, kolam renang indoor, masih ada plusnya. Plusnya di pelayanan, sarapan dan tanpa
biaya tambahan. Kami kan datang pukul 13.00 WIB, padahal check in seharusnya pukul 14.00 WIB. Tidak menunggu waktu lama,
tidak sampai 30 menit, kami sudah dipersilakan memasuki kamar disertai kunci
masuk dan voucher sarapan plus voucher snack di pool bar.
Malam hari, sepulang jalan-jalan, saya menanyai
resepsionis,”bisa minta tolong kukuskan labu kuning dan pisang kepok?”.
Keesokan paginya, sebelum sarapan, saya menyerahkan labu kuning dan pisang
kapok ke resepsionis. Dua makanan itu, khusus untuk sarapannya Fattah. Saat
sarapan, labu kuning dan pisang kapok diserahkan ke saya. Alhamdulillah, entah
disediakan atau rejekinya Fattah, di resto ada high chair buat bayi *sorak-sorak gembira.
Fatih pun cukup puas
makan di restonya, karena ada pojok mie yang bisa dipesan. Fatih pesan mie
goreng dan telur. Saya dan suami mencobai hampir semua menunya. Mulai dari jus,
sereal, buah, nasi, lauk dan sayurnya.
Siangnya, sekitar jam 11.30 kamar dihubungi resepsionis,
“Ibu berencana check out jam
berapa?”. Karena hari itu Jum’at, kami berencana check out jam 12.30 setelah suami sholat jum’at. Untunglah
resepsionis memperbolehkan. Asiknya lagi, saat check out kami tidak terkena biaya tambahan untuk nitip kukus dan
molor check out *elus-elus dompet.
Minusnya
Penataan yang efisien |
Kayaknya sempurna banget ya, terus minusnya apa? Ada sih minusnya.
Kalau saya, saat masuk kamar mandi tercium bau yang kurang sedap. Cuma pas saya
tanyakan suami, dia tidak mencium bau itu *apa hidung saya yang bermasalah.
Kalau suami saya, letak Grand Sae kurang strategis. Mau ke
kota agak jauh. Mau naik angkot, harus jalan dulu ke jalan Supriyadi. Bagi saya
sih gak terlalu masalah, wong saya sudah dididik untuk tahan berjalan kaki
sejak kecil *baca tidak punya mobil.
Kalau Fatih, maskotnya Grand Sae itu, membuat kesempurnaan
Grand Sae berkurang. Iya, Fatih takut banget dengan maskot burung merak yang
berdiri tak jauh dari pool bar dan
lift.
Maskot burung merak |
Bagaimana dengan Fattah? Pasti dia manut saja. Eh, jangan
salah, bagi Fattah, tingginya tempat tidur membuat sakit tubuhnya saat
terguling dari tempat tidur. Eh, ini akibat keteledaran Mama dan Ayahnya ding
*malah cari kambing hitam.
Iya Mbak, lumayan Murah segitu dengan fasilitas yg oke. Bisa jadi referensi nih. Makasih mbak :)
BalasHapusSama-sama Mbak :)
HapusTFS mak, ini serba silver ya warnanya??
BalasHapusWarnanya putih tulang Mak :)
HapusBisa jadi referensi nih, Mak. Kalau lagi berkunjung ke Solo. Suka banget sama design dinding di atas kasurnya.... :D
BalasHapusSaya jua suka Mak :)
Hapuswow...tenkyu sharingnya mak :)
BalasHapussama-sama Mak :)
HapusWuiiiiiiih...kamarnya cakeeep. tempat tidurnya gede, hehee
BalasHapusIya Mbak, kamarnya oke..gak polosan :)
HapusMaskotnya itu ada orangnya di dalem kong? Kok bisa sandaran kayak hidup gitu ya
BalasHapusGak ada, itu boneka disenderin gitu
HapusMurah ya, Rizka, aku belum pernah nginap di Solo. Makasih udah kasih rekomendasi di sini.
BalasHapusAyo kapan-kapan ke Solo Mbak :)
HapusDesain balkonnya keren
BalasHapushotelnya keren, ya mba..itu maskotnya kenepa nyender begitu? lelah dia hihihi...
BalasHapusMungkin dia lelah...hihihi..maskotnya agak menyeramkan. Kalau pas malam, tiba-tiba dia hidup gimana? Lihat sorot matanya *ketularan AKD Horor
Hapusmewah banget ya hotelnya murah lagi :)
BalasHapusBagus dan murah hotelnya. Mantap!
BalasHapusWaah senangnya bisa lihat kereta dari balkon kamar. Dulu si maskot (merak ya?) belum nyender di situ sih, Mbak. Ngagetin juga kali ya kalo malem-malem. Hehehe.
BalasHapusAsyik ya, mak. Ada baby chairnya. Kalo dikukusin juga dibolehin enak juga :D Seenggaknya buat anak jadi bisa tetap makan makanan yang dia butuhkan ya. Aku naksir desain kamar sama kolam renangnya, hehe
BalasHapusfasilitasnya ok juga ya mba
BalasHapusSolo ya? waaah ramai nih karena Pak Jokowi mau mantu :D
BalasHapusmurah banget mba fasilitasnya juga indah banget pasti nyaman deh nginep di sana :D
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusSelama ini kalau ke Solo sukanya yang agak jauh. Haha. Alasan aja sih biar nggak tepat waktu datang ke kantor :p
BalasHapusdengan fasilitas yang dimiliki cukup murah tuh dengan harga segitu..
BalasHapusjadi pngn nyobain nginep disana.. :D
Itu kolam renangnya buat umum nggak ya ?
BalasHapusItu kolam renangnya buat umum nggak ya ?
BalasHapus