Ma, aku mau naik kereta api |
Padahal mengutip pendapat Ibu Septi Peni Wulandani anak usia
0-7 tahun harusnya sering diajak bermain bersama alam. Jadi bagi saya weekend
atau tanggal merah menjadi sangat penting untuk mengajak anak bereksplorasi
dengan alam. Waktu libur adalah saatnya mengajak mereka piknik.
Wajah cerah di kereta api |
Piknik Itu Sesuai Passion
Saat usia 1, 5 tahun, Fatih mulai tergila-gila dengan kereta api. Hampir seluruh kehidupannya berwarna kereta api. Mulai dari baju, tas,
mainan hingga piknik pun berhubungan dengan kereta api.
Akhirnya, kami sering piknik menyesuaikan passion Fatih. Awalnya, kami mengajak Fatih melihat dan menaiki kereta api
di salah satu Mall di Kudus. Niatnya sih memupuk keberanian Fatih untuk mencoba
menaiki kereta api. Meski semangat Fatih berkobar-kobar ingin menaiki kereta
api, tapi keberanianya masih maju mundur cakep, secakep anaknya..hihihi.
Piknik kereta api sesungguhnya kemudian dimulai saat usianya
menjelang 2 tahun. Kami mengajak Fatih ke Pabrik Gula Rendeng di Kudus. Kok ke
Pabrik Gula? Di sana ada beberapa kepala kereta yang disimpan di gudang.
Ternyata beberapa keluarga juga membawa anaknya ke sana.
Kepala kereta api |
Piknik Yang Disempatkan
Setiap pergi keluar kota, selalu kami sempatkan jadwal mengejar kereta
api. Saat menjemput adik di Bandara, kami ajak Fatih ke Lawang Sewu Semarang.
Lho? Sebenarnya kami sudah ke Stasiun Tawang Semarang, niatnya mau mengajak
Fatih melihat kereta api di sana. Sayang, hanya yang punya tiket kereta api
yang bisa masuk peron. Jadilah sebagai penggantinya, kami ajak Fatih ke Lawang
Sewu untuk melihat kepala dan miniature kereta api.
Saat ke Grobogan menghadiri pernikahan teman, kami pun menyempatkan mengajak Fatih ke stasiun kereta api. Bolak-balik ke stasiun Ngundih dan Ngrombo, mencari kereta yang ngetem atau sedang lewat. Intinya, kami tak selalu menyediakan waktu khusus untuk piknik kereta api.
Saat ke Grobogan menghadiri pernikahan teman, kami pun menyempatkan mengajak Fatih ke stasiun kereta api. Bolak-balik ke stasiun Ngundih dan Ngrombo, mencari kereta yang ngetem atau sedang lewat. Intinya, kami tak selalu menyediakan waktu khusus untuk piknik kereta api.
Piknik Itu Bukan Soal Keberhasilan
Sebenarnya semenjak usia Fattah 3 bulan, kami sudah
berencana mengajak duo F naik kereta api. Sayang rencana kurang matang dan
informasi yang kami kumpulkan minim. Di Solo, kami berencana mengajak mereka
naik Pramex, hanya dari stasiun Purwosari ke Balapan atau sebaliknya. Saya
pikir, rute kereta api masih seperti dulu. Ternyata, rutenya dari Yogyakarta
langsung ke Balapan, baru ke Purwosari. Tiwas,
saya ke Purwosari dulu mau beli tiket. Mengejar ke Balapan, ternyata tiket
untuk jam itu sudah habis, harus menunggu jadwal berikutnya sekitar 2 jam.
Hadeh.
Rencana selanjutnya mengajak duo F naik kereta wisata di
Museum Kereta Api Ambarawa. Lagi-lagi rencana gagal. Kami tiba di Ambarawa
pukul 12.30 dan semu tiket sudah habis terjual. Saya merayu mbak penjaga
keretanya gak mempan. Cuma minta 2 tiket kereta wisata demi Fatih..hiks.
Bagi saya, piknik itu tak harus selalu berhasil. Saya dan si Ayah banyak belajar dari kegagaln kami. Kami mendapatkan banyak informasi dan pengalaman, bahwa piknik itu juga harus direncanakan.
Foto dulu meski gagal naik kereta |
Bagi saya, piknik itu tak harus selalu berhasil. Saya dan si Ayah banyak belajar dari kegagaln kami. Kami mendapatkan banyak informasi dan pengalaman, bahwa piknik itu juga harus direncanakan.
Akhirnya Naik Kereta Api
Tidak mau kegagalan terulang lagi, akhirnya di bulan Mei,
kami mantapkan mengajak duo F menaiki kereta Kalijaga Semarang-Solo. Usia
Fattah yang baru 6,5 bulan tak menghalangi niat kami. Tiket sudah dipesan
melalui minimarket. Bahkan, saya meminta Ayah untuk menginap di hotel Grand Sae
Solo, dekat dengan stasiun Purwosari. Memang bejonya Fatih, kami dapat kamar dengan balkon menghadap stasiun
Purwosari. Puas deh Fatih, mendengar dan melihat kereta api hilir mudik.
Piknik Itu Penting
Bagi kami piknik itu penting. Banyak cerita dari piknik kereta api. Fatih dan Fattah belajar dan bereksplorasi dari tempat yang dikunjungi. Tak melulu soal kereta api. Saya dan suami pun mendapat pengetahuan dan pengalaman, bahkan dari kegagalan yang kami alami. Senyum dan binaran mata dari duo F merupakan hiburan dan kebahagiaan bagi kami.
Stasiun kereta dari balkon |
Bagi kami piknik itu penting. Banyak cerita dari piknik kereta api. Fatih dan Fattah belajar dan bereksplorasi dari tempat yang dikunjungi. Tak melulu soal kereta api. Saya dan suami pun mendapat pengetahuan dan pengalaman, bahkan dari kegagalan yang kami alami. Senyum dan binaran mata dari duo F merupakan hiburan dan kebahagiaan bagi kami.
Meski sudah berhasil naik kereta api, masih banyak tempat
menarik dan pengalaman piknik atau liburan lain yang kami inginkan. Salah
satunya adalah liburan di Bogor. Kenapa Bogor? Karena tempatnya adem..hihihi.
kayaknya Fatih cocok jd menteri perhubungan deh Mbak, sapa tau nerusin Pak Jonan hihihi, aamiin
BalasHapuspiknik itu penting sekali ya mbak
BalasHapusAnak-anakku juga senang naik kereta mak. Kalau mudik atau pergi ke kota lain senangnya naik kereta.
BalasHapuswah, Dik fatih pencinta kereta api kelas berat yaaa...
BalasHapusPengem banget ke museum kereta ambarawa :)
BalasHapusCeritanya seru. Terimakasih sudah berpartisipasi dalam lomba. Maaf, pengumuman ditunda tgl 20 Oktober 2015. Goodluck.
BalasHapusSi pecinta kereta ikutan lomba yaaa, hahaha
BalasHapusAnakku belum pernah naik kereta jarak jauh, pengen ngajakin ke Jakarta naik kereta :)
Sama kayak buah hatiku, apalagi kami domisili di Borneo. Kereta api itu bagai mimpi. booo Semoga suatu hari bisa piknik dengan si mobil besi
BalasHapusAsiknya bisa lihat kereta api ya Fatih :D
BalasHapus