Jangan sepelekan gigi berlubang |
Saya mengernyitkan kening, memikirkan pertanyaan suami. Iya,
sudah 2 mingguan suami pilek dan sudah 2 kali berobat ke dokter. Obat habis,
pileknya kambuh. Tapi, sepanjang pernikahan kami, suami jarang banget pilek,
bisa dikatakan tidak pernah pilek. Kok tiba-tiba pileknya gak sembuh-sembuh?.
“Gak mungkin ah Yah, kan Ayah jarang pilek. Dokternya bilang
apa? Atau periksa ke spesialis aja deh”, saran saya.
Akhirnya setelah 2 kali berobat ke dokter umum menggunakan
BPJS, suami memutuskan untuk berobat ke spesialis THT tanpa rujukan dari faskes
1. Habis dokter umum selalu mendiagnosis gejala pilek, tanpa mau merujuk ke
spesialis. Bahkan dokter malah mengatakan kurang lebihnya seperti ini,”kalau BPJS
itu membantunya kalau rawat inap Pak, kalau rawat jalan mending biaya sendiri”.
Whaatt??
Diagnosis dari dokter spesialis mencengangkan. Kemungkinan
sumber penyebab pilek suami adalah radang
dari gigi berlubang. Memang suami sempat mengeluh giginya berlubang.
Kayaknya sih sudah lama banget, tapi baru sempat ke dokter gigi sebelum
mengeluh pilek. Sudah ditambal pula, tapi sepertinya terlambat. Menurut dokter
kemungkinan gigi berlubang sudah radang hingga ke saluran pernafasan.
Suami kemudian dirujuk untuk rontgen kepala dengan fokus ke
hidung. Seandainya memang berlendir, berarti diagnosis dokter benar. Penanganan selanjutnya adalah pembersihan lendir.
Upaya pembersihan lendir dilakukan dengan operasi kecil. Tidak ada rawat inap. Biaya
operasi gak sampai jutaan, hanya 600
ribu *kata dokternya loh. Lendir disedot kemudian suami diperbolehkan
pulang dengan membawa resep obat. Operasi dilakukan 2 kali, tentu waktunya
berjarak.
Selesai penanganan dengan dokter spesialis THT, selanjutnya
suami dirujuk ke dokter gigi. Saat memeriksakan gigi, dokternya sempat
bertanya,” Ini tambalan kok jelek banget. Siapa yang menambal?”.
Aduh, itu tambalan dari dokter gigi menggunakan BPJS.
Menambal dan mengobati gigi ternyata butuh 5-6 kali pertemuan. Kalau ditotal,
biaya yang dikeluarkan suami kurang lebih 3 jutaan, dengan waktu berobat
sekitar 2 bulan. Seminggu 1-2 kali suami meluangkan waktu selepas isya untuk
berobat ke dokter spesialis THT dan gigi. Antrinya juga lumayan lama.
Ini nih, akibat menunda dan tidak meluangkan waktu
memeriksakan gigi. Total biaya yang dikeluarkan plus waktu yang harus
diluangkan jadi membengkak. Penderitaannya pun lebih berat. Gampang capek dan terserang
pilek. Hidung berlendir dan badan pun demam. Akhirnya ngefek ke pekerjaan dan waktu buat
keluarga..duh.
Hikmahnya, suami dan saya menjadi lebih peduli dengan kesehatan
gigi. Begitu ada yang gak beres dengan gigi segera periksa ke dokter. Catatan
lagi periksa gigi rutin 6 bulan sekali
harus menjadi agenda yang penting. Gak mau kan gara-gara sakit gigi,
anggota tubuh yang lain ikut sakit?
sakit gigi memang paling gak enak. Semua anggota tubuh rasanya jadi ikutan sakit
BalasHapusWah bahaya juga ya. Mingdep rencana mau ke dokter gigi sih tp kok ya ada libur pilkada ini jadi pengin pergi2 dulu, bersakit-sakit kemudian habis dr pergi aja ke dokternya :))
BalasHapusAku juga jarang ke dokter gigi, padahal adik sendiri yang jadi dokter. Anak-anak malah rutin periksa sama tantenya sejak kecil.
BalasHapusDuuhh..gigi saya sudah ada yang berlubang luaamaaa banget mbak..ah semoga gak terjadi apa2
BalasHapusternyata berawal dari gigi berlubang anggota tubuh yang lain bisa ikutan sakit yaach :(
gigi berlubang ternyata bikin masalah ya, mak. :( aku seringnya karang gigi, semoga aja ga sampe berlubang huhu
BalasHapusHuhuu jadi inget masih punya gigi berlubang blm dicabut...thanks infonya mak...
BalasHapusSakit gigi memang membuat seluruh tubuh jadi ikutan sakit juga
BalasHapusBener juga ya mas, good info. Hal kecil juga memang harus diperhatiin biar ga jadi masalah ya mas.
BalasHapusBener juga ya mas, good info. Hal kecil juga memang harus diperhatiin biar ga jadi masalah ya mas.
BalasHapusJadi sadar, kapan ya terakhir kali periksa gigi saya?? :)
BalasHapusSaya periksakan gigi setiap 6 bulan sekali.
HapusMenurut saya sakit gigi itu seperti mendingan putus cinta dari pada sakit gigi...sakitnya ampun.
BalasHapus