“Mulailah bisnis dari hobi”, kesimpulan dari sebuah talkshow.
Pernyataan di atas adalah hal yang paling saya ingat. Banyak orang yang berminat menjadi wiraswasta, memiliki usaha sendiri, namun bingung untuk memulainya.
Saya juga tertarik untuk mulai berbisnis. Yah, inginlah jadi pemilik usaha yang tidak bergantung dengan orang lain. Fokusnya bukan dari segi finansial semata, tapi ingin belajar untuk punya jiwa entrepreuner.
Terutama setelah kunjungan KKL ke Universitas Ciputra Surabaya. Semua program studi mendidik mahasiswa untuk memiliki jiwa entrepreunership. Targetnya bukan seluruh mahasiswa menjadi pengusaha. Tetapi agar jiwa entrepreunership tertanam dalam kehidupan.
Beberapa kali saya mencoba untuk memulai bisnis rumahan yang berangkat dari hobi atau aktifitas yang saya jalani. Kenapa saya sebut bisnis rumahan? Ya karena saya tak punya toko atau kantor sehingga rumahlah tempat saya memulai berbisnis.
ORIFLAME COSMETICS
Bisnis pertama saya adalah Oriflame. Saya tahu produk ini dari adek yang diprospek oleh teman kosnya. Berlanjut, saya yang diprospek temannya, yang sejak orok memang punya jiwa entrepreuner.
Awalnya, saya menggunakan produk kosmetik kesukaan saya yaitu parfume. Daftar jadi member, kemudian berupaya menawarkan katalog ke teman dan kenalan. Saya tidak tertarik untuk menarik member baru. Kalau ada yang ingin jadi member, saya daftarkan. Kalau tidak ya tawarkan produk saja.
Makanya, saya belum pernaik naik level. Keuntungan saya diperoleh dari selisih harga katalog dengan harga member. Sempat juga tupo alias tutup point dengan rewards, produk kosmetik, pouch kosmetik, jam tangan dan pisau.
Sekarang agak malas, karena ada teman kantor yang juga member. Saya juga sudah jarang menggunakan parfumnya. Ya beli parfum nunggu diskonan hihihi.
TAS IMPORT KW
Bisnis selanjutnya adalah tas import KW. Sebenarnya memulai bisnis ini karena saya mencari tas di media online. Saya kemudian keterusan sering windows shopping di media sosial hingga lupa waktu.
Saya tipe, kalau nyempung, tidak setengah-setengah. Selalu kepo dan mencari hingga terpuaskan. Akhirnya saya malah jadi terpikat dengan bisnis tas.
Awalnya agak bimbang juga. Jiwa nasionalisme saya muncul. Duh, ini kan tas KW made in China. Harusnya saya cinta produk-produk Indonesia kan? Tapi susah je, cari tas produk Indonesia yang mumer. Saat itu lagi booming tas KW.
Setelah bertapa beberapa malam, akhirnya saya nekat mulai bisnis tas. Saat itu, niat saya hanya ingin mulai berbisnis.
Saya ambil tas di jualan online lewat fesbuk. Ambil minimal 3 kemudian tawarin ke teman-teman. Lumayan laku, meski ada yang dengan cara mencicil. Hingga berlanjut mengambil tas di pasar Johar.
Setelah beberapa bulan, semangat mulai turun. Saya malas, bolak-balik Johar, apalagi harus retur tas yang reject. Padahal beberapa teman masih menanyakan stok tas.
BAJU ANAK
Bisnis terakhir, saya join dengan teman berjualan baju anak. Ini juga gara-gara lihat media sosial, ada yang jualan baju anak hingga tertarik.
Saya dan teman sempat beberapa kali berjualan di car free day. Bahkan membuat banner untuk promosi yang dipasang di perumahan.
Kami juga membuat blog dan jurnal keuangan. Setelah lebaran usai, bisnis mandeg. Hasrat berbisnis sudah mulai mengendur. Beberapa barang bahkan belum terjual. Hadeh.
Saya memang tipe moody. Kalau mood sudah kendor, pasti saya malas utak utik dan berakhir ditinggalkan.
Bolak-balik berbisnis dan berubah haluan, membuat saya harus mengkaji ulang soal bisnis rumahan. Saya tipe moody dengan semangat entrepreuner yang masih labil. Pengalaman soal bisnis pun masih seumur jagung. Karena itu, saya harus memilih untuk berbisnis yang minim modal.
BLOGGER DAN MENULIS
Untuk saat ini, menulis adalah lahan bisnis rumahan saya. Menjadi blogger memang bukan cita-cita sejak kecil. Menulis juga bukan kegiatan favorit saya. Maklum tulisan saya tergolong jelek. Malah saya pernah bermimpi, ada gak sih alat yang bisa baca pikiran, atau minimal gak harus menulis.
Saya hanya hobi membaca, terutama genre misteri. Menulis saya niatkan untuk belajar mengembangkan diri agar pola pikir tertata. Saya juga tertarik dengan membuat pola dalam menulis. Suka gemes dengan penulis yang punya diksi menarik. Ih, kok bisa bercerita dengan sudut seperti itu.
Sebagai blogger, niat utama bukan finansial. Tapi saya tak menampik kalau dapat rejeki sak uprit dari ngeblog atau menulis. Kenapa kok sak uprit? Bukan karena saya tidak bersyukur, lebih karena banyak blogger kece dengan income yang cukup besar dari ngeblog.
Dan terakhir, saya harus banyak lagi belajar untuk menjaga api semangat dan konsisten dalam setiap bisnis rumahan yang ditekuni. Yah, terutama soal semangat yang sudah setengah tertidur buat ngeblog. Makanya saya baru setor arisan blog ke 9. Maafkan saya ya Mbak Wahyu Widya dan Bunsal *sambil mengatupkan tangan dan membungkukan badan dalam-dalam.
Wooo...Bungkuke jo keterusan lho...
BalasHapusNdak kemeng boyok e...
*njukmalahboyokkusingkrosokemeng :p
Matur suwun ya Mbak Rizka...
Aamiin yang banyak, semoga impian bisnisnya terwujud.
Ayo mbak rizka... semangat walaupun kadang mood naik turun insyaallah bisa, semoga cita-cita mbak rizka bisa segera terwujud ya.. amin
BalasHapusAku pernah aktif di orif juga Mbak, dulu hehehe. Pokoknya terus semangat ya Mbak. SUkses buatmu, semoga segera terlaksana apa yg diimpikan :)
BalasHapus