“Sudah baca novelnya Andrea Hirata?” tanya suami.
“Belum. Gak tahu nih. Kok ya belum minat baca” jawab saya sambil melirik novel.
Sering juga, saya melihat status media sosial yang bersliweran kutipan Tere Liye. Saya sendiri baru saja awal tahun ini membaca salah satu kumpulan cerita yang berjudul ‘Berjuta Rasanya’ yang pinjam dari adek. Setelah itu, baru lah saya membeli novel “Angpau Merah”.
Atau saat beberapa teman asik membicarakan John Grisham. Saya tidak atau belum tertarik kembali untuk membaca karyanya.
Bukan saya menilai karya mereka tidak menarik. Saya juga tipe orang yang suka membaca kok, daripada menonton film. Hanya saja, saya moody dan sulit untuk menutup buku kalau sudah tertarik.
Makanya, saat orang berbondong-bondong membaca karya penulis yang kondang, saya malah belum tertarik. Memilih waktu juga penting, karena rasa penasaran yang harus dituntaskan.
Hampir semua jenis komik atau novel saya baca. Fiksi, non fiksi, humor, romantis, misteri, petualangan, sejarah serta khusus horor untuk kisah dari luar negeri.
Pilihan membaca pun bergantung mood. Kalau ingin hiburan, tidak mikir saat membaca, biasanya pilihan ke novel remaja. Kalau butuh penyegaran, baca novel humor. Kalau kangen suami, baca genre romantis. Tapi kalau lagi banyak energi, saya pilih novel favorit jenis misteri, petualangan atau sejarah.
Bagi saya penulis dengan genre tersebut, cerdasnya luar biasa. Bagaimana tidak? Wawasannya luas, diksinya menarik dan idenya luar biasa. Logikanya runtut dan biasanya jalan ceritanya tak mudah ditebak. Berikut penulis favorit saya :
Agatha Christie
Saya mengenal Agatha Christie sejak SMA. Kisah detektif Hercule Poirot sangat menancap. Membaca bukunya tidak bisa sebentar. Sembari membaca, pikiran saya terus berputar. Mengingat cerita sebelumnya, berusaha menebak pelaku sebenarnya.
Ada keasikan tersendiri, saat saya mengumpulkan profil dan kepingan informasi dari cerita sebelumnya. Kepuasan juga bertambah, saat berhasil menemukan pelaku sesuai dengan alur penulis.
Sungguh, membaca serial detektif menguras isi kepala. Saya angkat topi buat Agatha Christie dengan kecerdasannya, mampu membuat alur cerita dan diksi yang cukup baik.
Sidney Sheldon
Saat di bangku kuliah, saya mulai suka membaca Sidney Sheldon. Genre misteri dengan sebagian besar tokoh utama wanita.
Meski novelnya bukan kisah detektif, namun karyanya punya latar atau sisi yang beragam. Latar atau sisi psikologis, politik, dendam dan keluarga. Artinya wawasannya cukup luas untuk menyajikan sisi tersebut. Jalan ceritanya juga tak mudah ditebak.
Dan Brown
Kasih 2 jempol buat Dan Brown. Karangannya tidak sembarangan. Setting tempatnya seakan nyata. Biasanya Dan Brown melakukan riset terlebih dahulu. Pantas lah kalau penggambaranya kuat.
Tokoh utamanya, Robert Langdon seorang pakar simbol lulusan Universitas Harvard. Langdon kemudian berpetualang untuk memecahkan simbol dari kasus yang tengah ditangani. Ceritanya yang paling saya suka dan menancap di ingatan bukan The Davinci Code, tetapi Angel and Demond. Gara-gara baca ini, saya jadi penasaran dengan Illumination dan Manson.
JK Rowling
Siapa yang tak kenal Harry Potter? Meski bukan serial detektif, namun saya cukup tertarik dengan petualang Harry Potter. Saya mengagumi alur cerita yang menarik dan tidak membosankan. Lah, bukunya memang tebal dan saya tetap melahap ketujuh serinya tanpa terlewat.
Langit Kresna Hariadi
LKH saya kenal melalui novelnya ‘Gajah Mada’. Saya tipe orang yang berlalu biarlah berlalu. Maksudnya tidak terlalu suka pelajaran sejarah. Lah banyak tokoh, tanggal kejadian dan tempat kejadian. Biasanya buku sejarah cenderung membosankan.
Namun setelah membaca Gajah Mada, saya tidak merasa sedang membaca buku sejarah. Seru saja dengan caranya bercerita. Meski kalau sudah bercerita lagi secara detail, saya sudah lupa..hihihi. Risetnya LKH juga luar biasa. Dalam novelnya disertakan denah kerajaan Majapahit.
Makanya, saya ingin sekali punya bukunya LKH. Kagum dengan usahanya yang total. Apalagi kemarin baca Candi Murca belum selesai.
Nah, itu tadi penulis favorit saya. Sekaligus menuntaskan hutang arisan dari Mbak Irfa Hudaya dan Mbak Dani Ristyawati. Kalau penulis favorit kamu siapa?
“Belum. Gak tahu nih. Kok ya belum minat baca” jawab saya sambil melirik novel.
Sering juga, saya melihat status media sosial yang bersliweran kutipan Tere Liye. Saya sendiri baru saja awal tahun ini membaca salah satu kumpulan cerita yang berjudul ‘Berjuta Rasanya’ yang pinjam dari adek. Setelah itu, baru lah saya membeli novel “Angpau Merah”.
Atau saat beberapa teman asik membicarakan John Grisham. Saya tidak atau belum tertarik kembali untuk membaca karyanya.
Bukan saya menilai karya mereka tidak menarik. Saya juga tipe orang yang suka membaca kok, daripada menonton film. Hanya saja, saya moody dan sulit untuk menutup buku kalau sudah tertarik.
Makanya, saat orang berbondong-bondong membaca karya penulis yang kondang, saya malah belum tertarik. Memilih waktu juga penting, karena rasa penasaran yang harus dituntaskan.
Hampir semua jenis komik atau novel saya baca. Fiksi, non fiksi, humor, romantis, misteri, petualangan, sejarah serta khusus horor untuk kisah dari luar negeri.
Pilihan membaca pun bergantung mood. Kalau ingin hiburan, tidak mikir saat membaca, biasanya pilihan ke novel remaja. Kalau butuh penyegaran, baca novel humor. Kalau kangen suami, baca genre romantis. Tapi kalau lagi banyak energi, saya pilih novel favorit jenis misteri, petualangan atau sejarah.
Bagi saya penulis dengan genre tersebut, cerdasnya luar biasa. Bagaimana tidak? Wawasannya luas, diksinya menarik dan idenya luar biasa. Logikanya runtut dan biasanya jalan ceritanya tak mudah ditebak. Berikut penulis favorit saya :
Agatha Christie
Saya mengenal Agatha Christie sejak SMA. Kisah detektif Hercule Poirot sangat menancap. Membaca bukunya tidak bisa sebentar. Sembari membaca, pikiran saya terus berputar. Mengingat cerita sebelumnya, berusaha menebak pelaku sebenarnya.
Ada keasikan tersendiri, saat saya mengumpulkan profil dan kepingan informasi dari cerita sebelumnya. Kepuasan juga bertambah, saat berhasil menemukan pelaku sesuai dengan alur penulis.
Sungguh, membaca serial detektif menguras isi kepala. Saya angkat topi buat Agatha Christie dengan kecerdasannya, mampu membuat alur cerita dan diksi yang cukup baik.
Sidney Sheldon
Saat di bangku kuliah, saya mulai suka membaca Sidney Sheldon. Genre misteri dengan sebagian besar tokoh utama wanita.
Meski novelnya bukan kisah detektif, namun karyanya punya latar atau sisi yang beragam. Latar atau sisi psikologis, politik, dendam dan keluarga. Artinya wawasannya cukup luas untuk menyajikan sisi tersebut. Jalan ceritanya juga tak mudah ditebak.
Dan Brown
Kasih 2 jempol buat Dan Brown. Karangannya tidak sembarangan. Setting tempatnya seakan nyata. Biasanya Dan Brown melakukan riset terlebih dahulu. Pantas lah kalau penggambaranya kuat.
Tokoh utamanya, Robert Langdon seorang pakar simbol lulusan Universitas Harvard. Langdon kemudian berpetualang untuk memecahkan simbol dari kasus yang tengah ditangani. Ceritanya yang paling saya suka dan menancap di ingatan bukan The Davinci Code, tetapi Angel and Demond. Gara-gara baca ini, saya jadi penasaran dengan Illumination dan Manson.
JK Rowling
Siapa yang tak kenal Harry Potter? Meski bukan serial detektif, namun saya cukup tertarik dengan petualang Harry Potter. Saya mengagumi alur cerita yang menarik dan tidak membosankan. Lah, bukunya memang tebal dan saya tetap melahap ketujuh serinya tanpa terlewat.
Langit Kresna Hariadi
LKH saya kenal melalui novelnya ‘Gajah Mada’. Saya tipe orang yang berlalu biarlah berlalu. Maksudnya tidak terlalu suka pelajaran sejarah. Lah banyak tokoh, tanggal kejadian dan tempat kejadian. Biasanya buku sejarah cenderung membosankan.
Namun setelah membaca Gajah Mada, saya tidak merasa sedang membaca buku sejarah. Seru saja dengan caranya bercerita. Meski kalau sudah bercerita lagi secara detail, saya sudah lupa..hihihi. Risetnya LKH juga luar biasa. Dalam novelnya disertakan denah kerajaan Majapahit.
Makanya, saya ingin sekali punya bukunya LKH. Kagum dengan usahanya yang total. Apalagi kemarin baca Candi Murca belum selesai.
Nah, itu tadi penulis favorit saya. Sekaligus menuntaskan hutang arisan dari Mbak Irfa Hudaya dan Mbak Dani Ristyawati. Kalau penulis favorit kamu siapa?
Wah, sama nih dengan saya. Kalau baca butuh waktu khusus karena harus tuntas.
BalasHapusGenre favoritnya jg sama.
Toss buat Agatha Christie hehehe..
buku best seller "1000 resep masakan dan kue sisca soewitomo" ga dimasukkan ya?
BalasHapusitu buku favoritku lho ma