Menurut ilmu psikologi, kepribadian itu dapat dirubah, namun watak susah berubah. Nah, kalau quote better to late than never yang sepertinya sudah mendarah daging ini termasuk kepribadian atau watak ya? Hahaha..Sepertinya termasuk kebiasaan.
Akhir tahun kemarin, tema arisan blog Gandjel Rel periode 19 sudah digulirkan. Lagi-lagi baru sekarang saya menuliskan. Mikirnya sih sudah lama. Tiap kali ada ting..ting notif dari WA kepikiran..huahaha.
Mbak Tanti dan Mbak Nuzha memilih tema Kaleidoskop 2017 atau Peristiwa Paling Berkesan di tahun 2017. Pas banget waktunya. Sayang hingga hari ini saya belum menemukan peristiwa yang berkesan, apalagi paling.
HIDUP KOK FLAT?
Dulu, jaman masih lajang. Saya sering merasa bosan. “Duh, jenuh ya. Gak ada hal luar biasa yang terjadi. Kok gini-gini saja. Hidup kok flat?”. Kurang lebih seperti itulah kalimat yang bernada keluhan.
“Hush, gak boleh bilang seperti itu. Kalau tiba-tiba diberi sakit atau ujian yang luar biasa gimana? Harusnya bersyukur karena semua berjalan biasa saja” nasihat seorang rekan kerja yang sudah lebih banyak makan asam garam.
Rekan kerja saya memang sudah berkeluarga dan memiliki 2 anak. Anak no 2 tubuhnya pernah tersiram air panas dan rawat inap di rumah sakit. Si sulung juga pernah rawat inap di rumah sakit. Semua itu kejadian luar biasa kan. Hidupnya gak flat, tapi jungkir balik.
KURANG BERSYUKUR ATAU IRI?
Nah kalau disuruh memilih hidup biasa saja atau mengalami peristiwa yang berkesan tapi berupa cobaan, situ pilih mana? Sudut pandang saya langsung berubah. Iya yah, jangan-jangan malah kurang bersyukur dengan perjalanan hidup yang nyaris lancar. Iya kalau anak rewel, sakit flu, berantem kan sudah keseharian yang dialami semua keluarga. Sesekali tidak sepaham dengan suami atau mendelik gegara godain anak, juga semua pernah mengalami.
Atau mungkin gegara lihat timeline medsos teman yang bertabur kebahagiaan dan kesenangan. Jalan-jalan hingga luar negeri, menang lomba blog atau pencapaian tertentu yang membuat iri terkadang terpecik. Yah, tapi kita kan tidak tahu perjuangan dibalik itu. Menyisihkan uang atau menabung bertahun-tahun. Bekerja hingga lembur demi mempelajari hal baru dan menyelesaikan pekerjaan.
ALHAMDULILLAH HIDUP BERJALAN BIASA SAJA
Yah, meskipun di tahun ini tidak ada pencapaian yang luar biasa, alhamdulillah hidup berjalan dengan biasa dan lancar saja. Hal-hal yang terkesan biasa namun patut saya syukuri ternyata banyak. Hanya terkadang gajah di pelupuk mata tak nampak, sedang semut di seberang lautan terlihat. Atau mungkin rumput tetangga terlihat lebih hijau *pribahasa yang mainstraim.
Apa saja hal yang terkesan biasa namun merupakan rahmat yang luar biasa? *sudah semacam mama atau istri sholehah
1. Duo F yang Cukup Sehat
Setengah nyawa seorang Ibu ada bersama anaknya. Ketika anak sakit, tubuh Ibu pun akan terasa sakit. Sepanjang tahun 2017, alhamdulillah duo F tidak mengalami gangguan kesehatan yang berarti. Flu, demam merupakan hal biasa yang dialami anak. Begitu juga duo F. Beberapa kali mereka mengalaminya di tahun ini. Bahkan menjelang Idul Adha, Fatih terkena campak, disusul oleh Fattah setelah Idul Adha. Fattah masih berkutat dengan gatal-gatal di kulit, sementara Fatih beberapa kali mengeluh sakit perut dan kakinya sakit.
Di akhir tahun, alhamdulillah Fatih sudah melalui satu proses kehidupan yaitu khitan. Proses dan pemulihan khitan tidak ada kendala yang berarti. Kami memang tidak mengadakan acara khitan. Selesai khitan, hanya membagikan roti kepada tetangga dan teman kantor. Itu pun tidak disertai informasi khitan kepada tetangga.
2. Suami yang Mendukung
Suami saya bukan tipe romantis yang kerap menunjukkan kemesraan terutama di depan publik, lah wong saya juga jarang. Sesekali sih pernah upload di medsos. Alasannya karena profesinya sebagai wartawan. Loh?
Di tengah maraknya berita pernikahan yang kurang sedap, hubungan yang terkesan biasa ini, patut saya syukuri dengan luar biasa.
Apalagi di tahun 2017, saya merasakan dukungan dan kepercayaan suami yang semakin besar. Suami sangat mendukung aktifitas saya sebagai ibu, pekerja kantor, blogger dan buzzer. Dukungan itu diberikan dengan memberi saya kesempatan untuk beraktifitas.
Di rumah, suami mau berbagi tugas rumah tangga. Tidak mengeluh saat saya tidak sempat memasak. Mau membelikan makan buat orang rumah. Saat ada undangan blogger di luar kota bersedia mengantarkan. Atau menjaga dan mendampingi anak-anak saat saya harus bertugas di luar kota.
3. Dapat Menabung
Meski gaji pas-pasan dan tidak pernah menang hadiah, alhamdulillah di tahun 2017 hingga sekarang saya masih dapat menabung. Akhir tahun 2016 saya membuka tabungan haji. Berharap akhir tahun 2017 sudah bisa daftar haji. Sayangnya harapan belum kesampaian, masih harus menabung lagi.
Alhamdulillah, yang penting hingga sekarang masih mampu menyisihkan dana untuk tabungan haji. Kata suami, “berhaji kan bagi yang mampu. Kalau mampunya masih menanbung ya gak apa-apa. Udah dapat pahala” huahahaha. Semoga hajatnya dapat segera terlaksana. Aamiin.
4. Job Menulis Berkah Komunitas
Zuzur, semangat menulis saya sedang kembang kempis. Itulah salah satu alasan ikut arisan blog, biar ada yang memaksa. Alhamdulillah, saya masih dapat job menulis. Gabung di komunitas blog, membawa berkah yang luar biasa. Meski kebanyakan sebagai silent reader. Sesekali komen, kalau ada butuhnya hahaha.
Mudah-mudahan di tahun 2018, semuanya berjalan lancar. Kalau pun ada yang luar biasa, semoga itu prestasi atau pencapaian hasil kerja keras. Aamiin.
Akhir tahun kemarin, tema arisan blog Gandjel Rel periode 19 sudah digulirkan. Lagi-lagi baru sekarang saya menuliskan. Mikirnya sih sudah lama. Tiap kali ada ting..ting notif dari WA kepikiran..huahaha.
Mbak Tanti dan Mbak Nuzha memilih tema Kaleidoskop 2017 atau Peristiwa Paling Berkesan di tahun 2017. Pas banget waktunya. Sayang hingga hari ini saya belum menemukan peristiwa yang berkesan, apalagi paling.
HIDUP KOK FLAT?
Dulu, jaman masih lajang. Saya sering merasa bosan. “Duh, jenuh ya. Gak ada hal luar biasa yang terjadi. Kok gini-gini saja. Hidup kok flat?”. Kurang lebih seperti itulah kalimat yang bernada keluhan.
“Hush, gak boleh bilang seperti itu. Kalau tiba-tiba diberi sakit atau ujian yang luar biasa gimana? Harusnya bersyukur karena semua berjalan biasa saja” nasihat seorang rekan kerja yang sudah lebih banyak makan asam garam.
Rekan kerja saya memang sudah berkeluarga dan memiliki 2 anak. Anak no 2 tubuhnya pernah tersiram air panas dan rawat inap di rumah sakit. Si sulung juga pernah rawat inap di rumah sakit. Semua itu kejadian luar biasa kan. Hidupnya gak flat, tapi jungkir balik.
KURANG BERSYUKUR ATAU IRI?
Nah kalau disuruh memilih hidup biasa saja atau mengalami peristiwa yang berkesan tapi berupa cobaan, situ pilih mana? Sudut pandang saya langsung berubah. Iya yah, jangan-jangan malah kurang bersyukur dengan perjalanan hidup yang nyaris lancar. Iya kalau anak rewel, sakit flu, berantem kan sudah keseharian yang dialami semua keluarga. Sesekali tidak sepaham dengan suami atau mendelik gegara godain anak, juga semua pernah mengalami.
Atau mungkin gegara lihat timeline medsos teman yang bertabur kebahagiaan dan kesenangan. Jalan-jalan hingga luar negeri, menang lomba blog atau pencapaian tertentu yang membuat iri terkadang terpecik. Yah, tapi kita kan tidak tahu perjuangan dibalik itu. Menyisihkan uang atau menabung bertahun-tahun. Bekerja hingga lembur demi mempelajari hal baru dan menyelesaikan pekerjaan.
ALHAMDULILLAH HIDUP BERJALAN BIASA SAJA
Yah, meskipun di tahun ini tidak ada pencapaian yang luar biasa, alhamdulillah hidup berjalan dengan biasa dan lancar saja. Hal-hal yang terkesan biasa namun patut saya syukuri ternyata banyak. Hanya terkadang gajah di pelupuk mata tak nampak, sedang semut di seberang lautan terlihat. Atau mungkin rumput tetangga terlihat lebih hijau *pribahasa yang mainstraim.
Apa saja hal yang terkesan biasa namun merupakan rahmat yang luar biasa? *sudah semacam mama atau istri sholehah
1. Duo F yang Cukup Sehat
Setengah nyawa seorang Ibu ada bersama anaknya. Ketika anak sakit, tubuh Ibu pun akan terasa sakit. Sepanjang tahun 2017, alhamdulillah duo F tidak mengalami gangguan kesehatan yang berarti. Flu, demam merupakan hal biasa yang dialami anak. Begitu juga duo F. Beberapa kali mereka mengalaminya di tahun ini. Bahkan menjelang Idul Adha, Fatih terkena campak, disusul oleh Fattah setelah Idul Adha. Fattah masih berkutat dengan gatal-gatal di kulit, sementara Fatih beberapa kali mengeluh sakit perut dan kakinya sakit.
Di akhir tahun, alhamdulillah Fatih sudah melalui satu proses kehidupan yaitu khitan. Proses dan pemulihan khitan tidak ada kendala yang berarti. Kami memang tidak mengadakan acara khitan. Selesai khitan, hanya membagikan roti kepada tetangga dan teman kantor. Itu pun tidak disertai informasi khitan kepada tetangga.
2. Suami yang Mendukung
Suami saya bukan tipe romantis yang kerap menunjukkan kemesraan terutama di depan publik, lah wong saya juga jarang. Sesekali sih pernah upload di medsos. Alasannya karena profesinya sebagai wartawan. Loh?
Di tengah maraknya berita pernikahan yang kurang sedap, hubungan yang terkesan biasa ini, patut saya syukuri dengan luar biasa.
Apalagi di tahun 2017, saya merasakan dukungan dan kepercayaan suami yang semakin besar. Suami sangat mendukung aktifitas saya sebagai ibu, pekerja kantor, blogger dan buzzer. Dukungan itu diberikan dengan memberi saya kesempatan untuk beraktifitas.
Di rumah, suami mau berbagi tugas rumah tangga. Tidak mengeluh saat saya tidak sempat memasak. Mau membelikan makan buat orang rumah. Saat ada undangan blogger di luar kota bersedia mengantarkan. Atau menjaga dan mendampingi anak-anak saat saya harus bertugas di luar kota.
3. Dapat Menabung
Meski gaji pas-pasan dan tidak pernah menang hadiah, alhamdulillah di tahun 2017 hingga sekarang saya masih dapat menabung. Akhir tahun 2016 saya membuka tabungan haji. Berharap akhir tahun 2017 sudah bisa daftar haji. Sayangnya harapan belum kesampaian, masih harus menabung lagi.
Alhamdulillah, yang penting hingga sekarang masih mampu menyisihkan dana untuk tabungan haji. Kata suami, “berhaji kan bagi yang mampu. Kalau mampunya masih menanbung ya gak apa-apa. Udah dapat pahala” huahahaha. Semoga hajatnya dapat segera terlaksana. Aamiin.
4. Job Menulis Berkah Komunitas
Zuzur, semangat menulis saya sedang kembang kempis. Itulah salah satu alasan ikut arisan blog, biar ada yang memaksa. Alhamdulillah, saya masih dapat job menulis. Gabung di komunitas blog, membawa berkah yang luar biasa. Meski kebanyakan sebagai silent reader. Sesekali komen, kalau ada butuhnya hahaha.
Mudah-mudahan di tahun 2018, semuanya berjalan lancar. Kalau pun ada yang luar biasa, semoga itu prestasi atau pencapaian hasil kerja keras. Aamiin.
Terima kasih sdh menuliskan kilas balik 2017 mbak... Hidup itu 'sawang sinawang' ya mbak..mskpn mnrt mba hdp flat / biasa2 saja..mgkn bg org lain pencapaian2 mba jg membuat iri lho..hehe...
BalasHapusSukses selalu y mba..salam sayang utk Duo F..
Merubah kebiasaan memang sulit ya. Tp semuanya bisa terbentuk sendiri seiring dengan situasi dan kondisi yang dihadapi masing-masing orang. Yang penting selalu bersyukur. Thans a lot kak ceritanya sangat menginspiasi diri saya sendiri untuk bisa melihat apa saja yang telah diberikan Allah buat saya.
BalasHapusNo 3 itu mau deh Mba. Mau juga buka tabungan haji.
BalasHapusiya scih kalo di pikir-pikir segitu-gitu aja perasaan, mungkin benar sepertinya yang point nomor 2 kurang bersyukur saya ini
BalasHapus